Pengikut

Jumat, 19 September 2014

macam-macam inflasi




Macam-Macam Inflasi konvesional
a. Menurut Tingkat Keparahan atau Laju Inflasi

1) Inflasi ringan  (creeping inflation)
Adalah inflasi yang lajunya kurang dari 10 % setahun, sehingga inflasi ini tidak begitu dirasakan. Inflasi ini sering disebut juga inflasi yang merayap, dan tidak begitu mengganggu perekonomian secara nasional. Seperti pada tahun 2004 lalu di Indonesia laju inflasi di bawah 10 %, sehingga perekonomian Indonesia pada posisi yang stabil.

2) Inflasi sedang
Adalah inflasi yang lajunya antara 10%-30% setahun. Pada tingkatan ini mulai dapat dirasakan naiknya harga-harga meski tidak begitu signifikan, dan jika tidak segera diatasi akan menjadi inflasi berat.

3) Inflasi berat
Inflasi yang lajunya berada pada batas antara 30%-100% setahun. Pada tingkat ini harga-harga kebutuhan masyarakat naik secara signifikan dan sulit dikendalikan. Indonesia pernah mengalami inflasi berat pada tahun 1998. Pada waktu itu inflasi per Desember mencapai 77,63 %.

4) Hiperinflasi
Jenis inflasi ini sangat dirasakan karena dapat terjadi secara besar-besaran dan jika diukur berada di atas 100% setahun. Di Indonesia pada tahun 1966 pernah mengalami inflasi sebesar 600%, hal ini disebab-kan pencetakan uang baru secara besar-besaran untuk menutup defisit anggaran pada waktu it

b. Menurut Penyebab Awal Inflasi

1) Inflasi tarikan permintaan  (  demand pull inflation.)
Adalah inflasi yang disebabkan adanya kenaikan permintaan. Kenaikan permintaan ini sering dinamakan kelebihan permintaan. Kenaikan permintaan masyarakat akan barang-barang dan jasa ini bisa disebabkan oleh:
    a) bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang baru;
    b) bertambahnya investasi swasta karena adanya kredit murah; dan
    c) bertambahnya permintaan barang-barang ekspor.
Apabila permintaan barang-barang tersebut bertambah terus-menerus, sedangkan seluruh faktor-faktor produksi sudah sepenuhnya digunakan maka hal ini akan mengakibatkan kenaikan harga. Kenaikan harga yang secara terus-menerus inilah yang disebut inflasi. Inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan permintaan inilah yang dinamakan inflasi tarikan (Demand Pull Inflation). Untuk  menerangkan inflasi Demand Pull Inflation perhatikan gambar berikut :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6YOZWSs5Ml82JZ6JtwAeehlAjXCYULjyo2zFcvfhnP-Z4hgp7s20sipbphRzXpeUBqHI7ntrR6elzEJV-lQzfUFDOwTnvUxhm1qGXTcbkFnYvsQ5G-44A4QloFJsU8C3n4SLjAJq5XMQ/s320/New+Picture+%2810%29.png
Apabila ada perkiraan bahwa waktu yang akan datang akan terjadi inflasi, maka pihak perusahaan akan selalu menaikkan harga dan para buruh akan selalu minta kenaikan upah, akibat dari tindakan ini ditunjukkan oleh bergesernya kurva supply yang horisontal ke atas.

Pergeseran kurva supply ini akan mengakibatkan harga naik dari P2 menjadi P3. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan inflasi pada sisi penawaran dengan harga yang naik terus-menerus dan diikuti turunnya produksi dari Y2 menjadi Y1, demikian seterusnya.





c. Berdasarkan Asal Inflasi


1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri disebut  domestic inflation, yaitu inflasi yang disebabkan adanya peristiwa ekonomi dalam negeri, misalnya terjadi defisit anggaran belanja negara yang secara terus-menerus, kemudian pemerintah memerintahkan Bank Indonesia untuk mencetak uang baru dalam jumlah besar. Atau misalnya karena panen yang gagal secara menyeluruh.

2) Inflasi yang tertular dari luar negeri, yang dikenal dengan  imported inflation, yaitu penularan melalui harga barang impor. Inflasi ini umumnya terjadi di negara berkembang yang mana sebagaian besar bahan baku dan peralatan dalam unit produksinya berasal dari luar negeri. Misalnya di Jepang terjadi inflasi, sedangkan bahan-bahan untuk keperluan industri perakitan mobil, elektronik, foto, tekstil, farmasi dan lain-lain Indonesia mengimpor dari Jepang.

Dengan adanya inflasi maka bahan-bahan tersebut ikut naik. Indonesia sebagai negara pengimpor mau tidak mau juga harus mengikuti kenaikan harga tersebut, imbasnya mau tidak mau hasil produksi dari unit produksi juga akan naik. Selanjutnya hal ini juga akan mengakibatkan inflasi di Indonesia.

Cara menanggulangi Inflasi
Inflasi yang terus menerus, apalagi yang cukup tinggi harus diatasi dengan mengambil kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
  1.      Kebijakan Moneter
Biasanya Bank Indonesia slaku bank sentral akan mengambil kebijakan berupa:
a.       Politik diskonto yaitu terhadap bank umum, Bank Indonesia memerintahkan agar mengurangi dan mempersempit pemberian kredit kepada masyarakat dengan cara menaikkan bunga pinjaman, sehingga uang yang beredar akan menurun.
b.      Politik pasar terbuka bank sentral akan menjual surat berharga (seperti obligasi) ke pasar modal. Apabila surat berharga ini terjual, maka uang masyarakat akan tersedot ke Bank Sentral, uang beredar akan berkurang.
c.       Meningkatkan cash ratio, dengan naiknya cash ratio berarti kemampuan bank untuk menciptakan kredit akan menurun, dan akibatnya uang yang beredar akan menurun.

   
2.      Kebijakan Fiskal
Kebijakan ini dilakukan oleh pemerintah sejalan dengan kebijakan moneter. Ada tiga cara yang dilakukan sebagai berikut: 
a.       Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
b.      Menaikkan tarif pajak. Jika tarif pajak dinaikkan tentu uang yang dapat dibelanjakan oleh masyarakat semakin berkurang, sehingga harga akan menurun.
c.       Mengadakan pinjaman pemerintah. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara otomatis tanpa kompromi terlebih dahulu misalnya agar uang tidak terlalu banyak beredar.
  
  3.   Kebijakan Non Moneter
Cara ini bisa ditempuh dengan tiga cara, yaitu:
a.       Menaikkan hasil produksi, sekalipun jumlah uang beredar bertambah.
b.      Kebijaksanaan upah. Pemerintah menganjurkan kepada serikat-serikat buruh untuk tidak menuntut kenaikan upah selagi masih terjadi inflasi tanpa dibarengi dengan peningkatan produksi.
c.       Pengawasan harga, agar harga barang tidak terlalu naik, pemerintah dapat melakukan pengawasan dan kalau perlu menetapkan harga. Langkah lain untuk mengatasi inflasi adalah dengan melakukan sanering yaitu dengan cara menurunkan nilai nominal rupiah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar